Labuhan Ruku, Sumatera Utara – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Labuhan Ruku baru-baru ini sukses menyelenggarakan program skrining Tuberkulosis (TBC) paru-paru secara menyeluruh bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Kegiatan penting ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara vendor pihak ketiga, TMC dari Jakarta, dengan tim medis yang dipimpin oleh Dr. Putri Milala, dalam upaya deteksi dini dan penanganan penyakit TBC di lingkungan pemasyarakatan.
Kehadiran tim vendor TMC dan Dr. Putri Milala di Lapas Kelas IIA Labuhan Ruku disambut langsung oleh Kepala Lapas (Kalapas) Soetopo Berutu. Dalam kesempatan tersebut, Kalapas didampingi oleh Kepala Tata Usaha (KTU) Suriawan serta seluruh jajaran staf Lapas, menunjukkan dukungan penuh terhadap program kesehatan ini. Skrining yang meliputi pemeriksaan rontgen dada dan tes dahak ini telah berlangsung selama beberapa waktu, dengan hari ini menandai berakhirnya sesi rontgen dada.
Kalapas Kelas IIA Labuhan Ruku, Soetopo Berutu, dalam keterangannya, menegaskan bahwa pelaksanaan rontgen dada telah mencapai hari terakhir. Ia juga membagikan data awal yang menggembirakan dari hasil pemeriksaan massal ini. Dari total 1.895 Warga Binaan Pemasyarakatan yang menjalani proses skrining, hanya 11 WBP yang terindikasi mengidap TBC, menunjukkan prevalensi yang relatif rendah berkat upaya deteksi dini.
Saat diwawancarai, Dr. Putri Milala, yang merupakan ketua pelaksana program tes dahak dan rontgen dada, menjelaskan bahwa hasil awal dari tes sudah dapat mengidentifikasi 11 WBP yang terindikasi TBC tersebut. Namun, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan otentik secara medis, pengumuman resmi mengenai status pasti para WBP akan dilakukan satu minggu ke depan terhitung mulai hari ini. Langkah ini diambil untuk memastikan validitas dan keabsahan data sebelum disampaikan kepada publik.
Program skrining TBC ini merupakan bagian dari komitmen Lapas Kelas IIA Labuhan Ruku dalam menjaga kesehatan WBP dan mencegah penyebaran penyakit menular di dalam lingkungan pemasyarakatan, sekaligus menjadi langkah proaktif dalam penanganan kesehatan publik yang lebih luas.
Ditulis oleh Rahmat Hidayat








Leave a Reply