Wali Kota Tanjungbalai Tekankan Pentingnya Kesehatan Jiwa dalam Pelatihan Tenaga Kesehatan Terpadu Tahun 03/10/2025
Tanjung lBalai : Nasional Tribun news.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam melakukan surveilans kesehatan jiwa, promosi kesehatan jiwa, deteksi dini masalah kesehatan jiwa, komunikasi efektif, dan wawancara psikiatrik. Dengan demikian, diharapkan kualitas pelayanan kesehatan jiwa di Tanjungbalai dapat meningkat ¹ ².
RUBIS.ID, Tanjungbalai – Wali Kota Tanjungbalai, Mahyaruddin Salim menghadiri dan membuka kegiatan pelatihan tenaga kesehatan terpadu Kesehatan Jiwa Tingkat Kota Tanjungbalai Tahun 2025 yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan bertempat di Grand Singgie Hotel, Senin (3/11/2025)
Masalah kesehatan jiwa di Indonesia cukup besar, dan ini kata Wali Kota Tanjungbalai menjadi perhatian pemerintah daerah, sehingga kegiatan pelatihan ini perlu di laksanakan.
Untuk itu di katakan Wali Kota Mahyaruddin, perlu peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di layanan primer (FKTP) disamping supervisi dari tenaga profesional kesehatan jiwa.
“Peningkatan kapasitas tersebut berupa pelatihan bagi dokter umum, perawat, dan psikolog klinis tentang tenaga kesehatan terpadu kesehatan jiwa.” sambung Wali Kota sembari memotivasi.
Saat ini perkembangan penyakit kesehatan jiwa secara global menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan, dengan lebih dari 1 miliar orang di dunia hidup dengan gangguan mental berupa depresi dan kecemasan, yang umumnya dipicu oleh tekanan hidup dan tuntutan pekerjaan, serta memiliki dampak negatif pada produktivitas dan kesehatan fisik, katanya
Lanjut Wali Kota, data gangguan mental di indonesia menunjukkan sekitar 31 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental, termasuk 19 juta mengalami gangguan emosional dan 12 juta menderita depresi.
Mahyaruddin juga menyampaikan berdasarkan laporan Dinas Kesehatan bahwa angka orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) meningkat dari tahun sebelumnya, pada tahun 2025 sampai dengan akhir oktober ini jumlah ODGJ berat di Kota Tanjungbalai sebanyak 209 orang dengan kasus kejiwaan kedaruratan yang dirujuk ke RSJ Medan sampai dengan saat ini sejumlah 8 orang.
“Persoalannya, dimana tidak adanya tempat penampungan lanjutan & tidak adanya perhatian besar dari keluarga kepada ODGJ yang telah selesai perawatan dari RSJ. Selain itu masih ada ODGJ yang tidak memiliki identitas kependudukan bahkan tidak memiliki keluarga yang disinyalir merupakan gelandangan yang dibuang dari daerah lain ke Kota Tanjungbalai,” jelas Wali Kota lagi
Ia juga menegaskan, Saat ini Pemko Tanjungbalai telah membentuk TPKJM (tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat) tingkat Kota Tanjungbalai. TPKJM dibentuk dengan melibatkan lembaga pemerintah, seperti dinas kesehatan, sosial, pendidikan, agama, serta peran swasta, LSM, dan organisasi masyarakat. Sebagai bentuk upaya lanjutan pemerintah juga membentuk tim terpadu P4GN (pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika). Hal ini dilaksanakan guna mencegah dan mengatasi peredaran, penggunaan serta dampak gangguan kejiwaan yang diakibatkan oleh narkotika
“Tahun 2025 melalui Dinas Kesehatan, pemerintah telah menganggarkan sekitar 109.260.000 juta untuk penanganan rujukan dan kunjungan rumah pada pasien jiwa. Pembiayaan ini diluar dari persiapan pembiayaan pengobatan dan perawatan yang dilakukan melalui mekanisme jaminan kesehatan PBI APBD (layanan gratis) ke fasilitas kesehatan setingkat puskesmas maupun rumah sakit,” lanjut Mahyaruddin
tentu saja upaya-upaya diatas tidak serta merta menurunkan angka kejadian odgj, akan tetapi penekanan dan perhatian pemerintah khususnya pada perkembangan kesehatan jiwa terus berkelanjutan termasuk mengevaluasi capaian standart pelayanan minimum (spm) yang harus dipenuhi dalam pencapaian penyelesaian masalah kesehatan jiwa.
Wali Kota ingatkan, setelah mengikuti pelatihan peserta mampu melakukan penatalaksanaan kasus gangguan jiwa terpadu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer (FKTP). Kesiapan penerapan standart pelayanan minimum (SPM) itu sendiri terdiri atas penyiapan psikofarma (obat-obatan jiwa) di puskesmas, RS dan fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya, pelaksanaan skrining kejiwaan baik melalui cek kesehatan gratis maupun layanan penjaringan lainnya
“Semoga semua peserta kegiatan ini akan menjadi kompeten sehingga nantinya akan berdampak positif bagi daerah terutama masyarakat yang membutuhkannya.” Wali Kota Mahyaruddin Salim sembari mengakhiri sambutannya
Kegiatan ini turut dihadiri Plt Kadis Kesehatan Safrina Yanti Harahap, Vera Chitra Dewi Saragih selaku MOT (Master of Training ) dari UPTD Pelkes Dinkes Provsu, Rosa Ramayani Simamora selaku OC (Officer Course) dari UPTD Pelkes Dinkes Provsu, Sasta Wijayanti Purba selaku fasilitator dari Dinkes Provsu, Artha Jannah Purwanti Simanjuntak selaku fasilitator dari Dinkes Provsu, Jenny Marlindawani Purba selaku fasilitator dari Fakultas Keperawatan USU, dr. Marupa Doloksaribu selaku fasilitator dari RSJ. Provsu. dr.M.Ildrem, dokter, penanggungjawab, perawat dari Puskesmas Tanjungbalai selaku peserta pelatihan. ( Diskominfo/CR ).(Is..Anton)
Nasional Tribun news com.






